ARTI SULUK DAN TASAWUF (Imam Ghazaly)

Ada dua perkara yang dapat merusak usaha seorang salik (pelaku suluk), yaitu :
Barangsiapa yang
menyia-siakan waktunya,maka ia termasuk orang bodoh. Dan orang yang terlalu
mengekang diri dengan waktu maka ia termasuk orang lalai. Sementara orang yang
melalaikannya, dia adalah orang-orang lemah. Keinginan seorang hamba untuk
melakukan laku suluk tidak dibenarkan kecuali ketika ia menjadikan Allah Swt.
dan Rasul-Nya sebagai pengawas hatinya. Siang hari ia selalu puasa dan bibirnya
pun diam terkatup tanpa bicara, sebab terlalu berlebihan dalam hal makan,
bicara, dan tidur akan mengakibatkan kerasnya hati. Sementara punggungnya
senantiasa terbungkuk rukuk, keningnya pun bersujud, dan matanya sembab
berlinangan air mata. Hatinya selalu dirundung kesedihan (karena kehinaan
dirinya dihadirat-Nya), dan lisannya tiada henti terus berzikir.
Dengan kesimpulan, seluruh anggota tubuh seorang hamba disibukkan demi untuk
melakukan suluk. Suluk dalam hal ini adalah segala yang telah dianjurkan oleh
Allah Swt. dan Rasul-Nya dan meninggalkan apa yang dibenci olehnya. Melekatkan
dirinya dengan sifat wara' meninggalkan segala hawa nafsunya, dan melakukan
segala hal yang berkaitan erat dengan perintah-Nya. Semua itu dilakukan dengan
segala kesungguhan hanya karena Allah Swt., bukan sekadar untuk meraih balasan
pahala, dan juga diniatkan untuk ibadah bukan hanya sekadar ritual kebiasaan.
Karena sesungguhnya orang yang Asyiq dengan amaliahnya, tidak lagi memandang
bentuk rupa zahir amalan itu, bahkan jiwanya pun telah menjauh dari syahwat
keduniaan. Maka satu hal yang benar adalah meninggalkan segala bentuk ikhtiar
sekaligus menenangkan diri dalam hilir mudik takdir Tuhan.
Dalam sebuah syair dinyatakan;
Baca Juga
Dalam sebuah syair dinyatakan;
Aku ingin menemuinya,
Namun Dia menghendakiku untuk menghindar
Lalu kutanggalkan semua hasratku
Demi apa yang Kaukehendaki
Namun Dia menghendakiku untuk menghindar
Lalu kutanggalkan semua hasratku
Demi apa yang Kaukehendaki
Kebebasanmu dari ketergantungan dengan makhluk ditandai dengan perpisahanmu dengan mereka, kau tidak akan kembali dengan mereka, dan
kau pun tidak akan menyesali semua yang ada dalam genggaman mereka. Adapun tanda kebebasanmu dari hawa nafsu adalah dengan tidak memasang harapan yang berlebihan dari semua usahamu, dan tidak pula bergantung dengan urusan kausalitas untuk meraih sebuah kemanfaatan ataupun untuk menghindari kebinasaan. Maka kau jangan hanya bergulat dengan dirimu sendiri, jangan terlalu percaya diri, jangan mencelakan atau membahayakan dirimu sendiri. Namun, pertama-tama yang harus kau lakukan adalah menyerahkan semuanya pada Yang Berhak, agar Dia berkenan memberikan kuasa-Nya kepadamu. Seperti kepasrahanmu kepada-Nya saat kau berada dalam rahim ibumu, atau saat kau masih dalam susuan ibumu.
Sementara, tanggalnya seluruh hasrat iradah-mu. lebur dalam iradah-Nya ditandai dengan tidak adanya sifat menghendaki dalam dirimu (murid), dalam hal ini kau hanyalah sebagai obyek yang dikehendaki (murad), bahkan dalam setiap lakumu ada intervensi aktivitas-Nya maka jadilah kau sebagai obyek yang dikehendaki-Nya. Adapun aktivitas-Nya menempati semua anggota ragamu, mententramkan jiwa, melapangkan dada, menyinari wajahmu, dan memeriahkan suasana batinmu. Takdir menjadi nuansa dalam hatimu, azali senantiasa akan menyerumu. Rabb yang Maha Menguasai mengajarimu dengan ilmu-Nya, menyematkan pakaian untukmu dari cahaya
hulul, dan memposisikanmu pada derajat generasi orang terdahulu di antara para ulama yang saleh (ulu al-'ilm).
Mi'raj as-Salikin, Imam Al Gazali
0 Response to "ARTI SULUK DAN TASAWUF (Imam Ghazaly)"
Posting Komentar