-->

KONDISI HATI

Memahami kondisi hati adalah hal yang sangat penting. Kondisi Hati dapat dipahami dari penilaian diri (Introspeksi diri) terhadap perbuatan yang dilakukan dan penerimaan hati (perasaan) terhadap pilihan perbuatan yang dilakukan. Suatu perbuatan maksiat dapat menyebabkan kondisi hati berubah menjadi buruk. Adapun Kondisi hati itu terbagi menjadi tiga kategori.

Pertama, Hati yang tidak menyesal. Yaitu orang yang hatinya tidak menyesal atau bersedih atas apa yang terlewat dari kewajiban-kewajiban agama, dan tidak menyesal atas pelanggaran-pelanggaran agama yang telah dilakukan. Artinya, apabila ada kewajiban tidak dilakukan; dan dia merasa biasa-biasa saja, tidak menyesal sama sekali; atau setelah berbuat dosa, dia juga tidak menyesal. Ini adalah pertanda bahwa Instrumen hati nurani orang tersebut sedang macet (mati). Misalnya, seseorang tidak mengerjakan sholat wajib, lalu merasa biasa saja; atau setelah melakukan dosa namun tidak terbesit sedikitpun rasa penyesalan dalam hatinya.
Kondisi Hati yang tidak mempunyai rasa menyesal ini terbagi lagi dalam dua kategori yang lebih buruk, yaitu:

1. Orang yang melalaikan kewajiban dan juga melakukan perbuatan dosa, namun tidak menyesal dan tidak malu dengan perbuatannya. Ini merupakan kondisi hati dibawah mati. Bila diumpamakan titik hati mati itu adalah 0 (nol), maka kondisi hati yang seperti ini berada dibawah titik 0 (nol) atau minus 0.

2. Orang yang melalikan kewajiban dan melakukan dosa tanpa rasa menyesal tetapi malah merasa bangga atas perbuatannya tersebut. Ini adalah kondisi hati yang “super mati”. Misalnya ada orang minum-minuman keras dan dia merasa bangga, bahkan dia mengatakan: “Nah, ini lelaki yang beneran, ya aku ini..!!. 
Contoh lain misalnya, orang yang membunuh lalu merasa bangga karena disebut sebagai pembunuh hebat, atau koruptor yang tidak menyesal, bahkan bangga dengan harta hasil korupsi yang diperolehnya. Pada kondisi hati yang “Super Mati” ini akan sulit bagi manusia untuk bertaubat, kecuali memang Alloh Swt., yang menghendaki. Artinya ada exception, yakni orang tersebut tiba-tiba mendapat hidayah dari Alloh Swt., dan kemudian bertaubat. Namun, menurut kebiasaan, kondisi hati yang sudah “Super Mati” ini berat untuk diangkat kembali menjadi baik.

Kedua, Hati yang menyesal, namun tanpa diringi dengan perbaikan diri. Yaitu orang yang meninggalkan kewajiban atau melakukan dosa lalu ia menyesal. Sekalipun ia menyesal tetapi dia tidak melakukan perbaikan setelah penyesalannya itu.  Ini adalah hati yang setengah hidup. Tinggal dilihat kelanjutannya menjadi hidup atau menjadi mati. Misalnya seseorang yang meninggalkan sholat dan merasa menyesal, tetapi tidak segera meng_qodho’ sholatnya, hanya sekedar menyesal saja tanpa melakukan sesuatu, berarti hatinya masih setengah hidup.

Ketiga, Hati yang menyesal dan diiringi perbaikan. Yaitu orang yang melalaikan kewajiban kemudian dia merasa menyesal dan berupaya memperbaiki diri. Ini pertanda hatinya masih hidup. Adapun upaya memperbaiki hati disebut Mujahadah (olah hati)

0 Response to "KONDISI HATI"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel