Pahala orang yang memberikan makanan atau minuman untuk berbuka orang yang berpuasa
Nabi bersabda:
(من فطر صائما أو جهز غازيا فله مثل أجره (أخرجه البيهقي عن زيد بن خالد
"Barangsiapa siapa memberi
buka orang yang berpuasa atau menyiapkan orang yang berperang, maka baginya
seperti pahala orang yang melakukannya".
* Pahala yang diterima orang yang
memberi makan atau minum orang yang berpuasa tidak akan mengurangi pahala orang
yang berpuasa.
Nabi bersabda:
من فطر صائما كان له مثل أجره غير أنه لا ينقص من أجر الصائم شيئا (أخرجه
أحمد والترمذي والبيهقي عن زيد بن خالد)
"Barangsiapa siapa memberi buka orang yang berpuasa, maka
baginya seperti pahala orang yang berpuasa, hanya saja tidak mengurangi
sedikitpun dari pahala orang yang berpuasa".
* Orang yang memberi buka
terhadap orang yang berpuasa mendapatkan pahala seperti pahala amal yang
dilakukan oleh orang berpuasa, selagi kekuatan dari makanan atau minuman itu
masih ada pada diri orang yang berpuasa.
Nabi bersabda:
وما عمل الصائم من البر كان لصاحب الطعام مثل أجره ما دام قوة الطعام
فيه (أخرجه ابن صصرى في أماليه عن عائشة والديلمي عن علي)
"Dan apapun amal kebaikan yang dilakukan oleh orang yang
berpuasa, maka bagi pemilik makanan (yang diberikan untuk berbuka orang yang
berpuasa) seperti pahala orang yang beramal itu, selama kekuatan makanan masih
berada padanya".
Bagaimana cara mendapatkan
keistimewaan itu?.
Yaitu dengan memberikan makan
atau minum dari usaha yang halal.
Nabi bersabda:
من فطر صائما في رمضان على أكل أو شرب من كسب حلال صلت عليه الملائكة
في ساعات شهر رمضان وصلى عليه جبريل ليلة القدر (رواه الطبراني عن سلمان)
"Barangsiapa memberikan berbuka orang yang berpuasa dengan
makan atau minum dari usaha yang halal, maka malaikat senantiasa mendoakan
kepadanya pada masa-masa bulan Romadhon, dan malaikat Jibril mendoakannya pada
malam Lailatul Qadar".
Dalam riwayat lain disebutkan:
من فطر صائما في رمضان من كسب حلال صلت عليه الملائكة ليالي رمضان كلها
وصافحه جبريل ليلة القدر، ومن صافحه جبريل تكثر دموعه ويرق قلبه
"Barangsiapa siapa memberi
buka terhadap orang yang berpuasa dari usaha yang halal, maka para malaikat
mendoakannya pada malam-malam Romadlon dan malaikat Jibril akan berjabat tangan
dengannya pada malam Lailatul Qadar, dan barangsiapa yang malaikat Jibril
berjabat tangan dengannya, maka akan banyak tangisannya dan akan lembut
hatinya".
فقال رجل يا رسول الله أرأيت من لم يكن ذاك عنده، قال فلقمة خبز قال أرأيت
من لم يكن ذاك عنده قال فقبضة من طعام قال أفرايت من لم يكن ذاك عنده قال فمذقة من
لبن قال أفرأيت من لم يكن ذاك عنده قال فشربة من ماء (أخرجه أبو يعلى وأصحاب السنن
الأربعة والبيهقي وابن حبان في الضعفاء عن سلمان)
Sedangkan cara memberi buka dapat
diperoleh dengan memberi sepotong roti, segenggam makanan, seteguk susu atau
sesruput minuman. Seperti dalam hadist di atas.
* Orang yang berpuasa dibukakan
pintu langit baginya, anggota badannya bertasbih dan dimintakan ampun oleh
malaikat di langit.
Nabi bersabda:
ما من عبد أصبح صائما إلا فتحت له ابواب السماء وسبحت أعضاؤه واستغفر
له أهل السماء إلى أن توارى بالحجاب -أي إلى غروب الشمس- فإن صلى ركعة أو ركعتين أضاءت
له السموات نورا وقلن أزواجه من الحور العين اللهم اقبض إلينا فقد اشتقنا إلى رؤيته
وإن هلل أو سبح أو كبر تلقاه سبعون ألف ملك يكتبون ثوابها إلى أن توارى بالحجاب (أخرجه
ابن عدي والدار قطني في الأفراد والبيهقي في الشعب عن أنس رضي الله عنه)
"Tidaklah seorang hamba berpuasa kecuali dibukakan
pintu-pintu langit untuknya, anggota badannya bertasbih dan malaikat langit
mendoakan dirinya sampai terbenamnya matahari. Dan apabila ia sholat satu
roka'at atau dua roka'at, maka langit menyinari cahaya kepadanya dan
istri-istrinya dari golongan bidadari berkata: Wahai ALLOH, genggamlah ia
kepada kami sesungguhnya kami sangat rindu untuk melihatnya. Bila ia bertahlil
(membaca Laa Ilaaha Illalloh), bertasbih atau bertakbir, maka ia dipertemukan
dengan tujuh puluh ribu malaikat yang mencatat pahalanya sampai terbenamnya
matahari".
Permintaan para bidadari agar
segera bertemu dengan orang yang berpuasa, yang berarti meminta agar segera
meninggalkan dunia fana ini dikarenakan kerinduan yang sangat dari para
bidadari itu. Hal itu tidaklah bertentangan dengan ketentuan umur dan ajal
seseorang yang telah dipastikan sejak dalam kandungan, sehingga tidak mungkin
berkurang maupun bertambah.
Sedangkan hadist yang menyebutkan
bahwa bersilaturahmi dapat menambahi umur itu memandang yang tertulis di Ummul
Kitab beserta yang tertulis dalam Lauhul Mahfudl. Karena sesuatu yang ditulis
dalam Lauhul Mahfudl itu digantungkan (Mu'allaq), sehingga ada kemungkinan bisa
berubah, sedangkan hal yang tertulis dalam Ummul Kitab itu sudah pasti
(Muhattamah), sehingga tidak ada kemungkinan berubah, karena hal itu merupakan
ilmu ALLOH yang qodim.
0 Response to "Pahala orang yang memberikan makanan atau minuman untuk berbuka orang yang berpuasa"
Posting Komentar